headline news

info : Pemerintah Menaikkan Harga BBM per 18 November 2014"

table of contents


Engineering Building http://www.facebook.com/groups/119799678179729/
Showing posts with label ELEKTRONIK. Show all posts
Showing posts with label ELEKTRONIK. Show all posts

Mengatasi Drop Tegangan pada Camera CCTV





Salah satu upaya mengatasi drop tegangan pada camera adalah mengganti adaptor dengan rangkaian Adjustable DC Regulated Power Supply. Sebagaimana diketahui, masalah yang kerapkali muncul dalam instalasi camera adalah soal penempatan plug-in dimana kita jarang sekali mendapatkan sumber 220VAC di dekat camera, kecuali dengan menarik kabel listrTautanik ke titik itu. Penempatan adaptor atau power supply yang jauh mendatangkan masalah drop tegangan. Hal tersebut tampak pada analisa di bawah ini:




Arus camera adalah arus yang tercantum dalam brosur spesifikasi. Misalkan dalam spesifikasi dinyatakan 300mA@12VDC, maka pada tegangan 12VDC camera "memakan" arus sebesar 0.3A untuk operasionalnya.

Di sisi lain, kabel penghantar yang panjang akan memiliki apa yang disebut dengan resistansi dalam (disimbolkan dengan huruf r kecil). Sesuai dengan hukum Ohm, maka arus yang mengalir melalui satu nilai resistansi akan membangkitkan tegangan sebesar arus (I) dikali nilai resistansi itu (r). Ilustrasi di atas memperlihatkan kabel merah-hitam yang biasa dipakai pada instalasi alarm dan PABX, kali ini dipakai untuk menyuplai tegangan camera pada jarak 30m. Misalkan, pada kabel merk tertentu diperoleh nilai r sebesar 3 ohm, maka tegangan drop yang terjadi di satu kabel adalah: arus camera dikali resistansi kabel, yaitu 0.3A x 3 ohm = 0.9 Volt. Jika dijumlahkan, maka untuk jarak 30m, tegangan adaptor plug-in sudah berkurang sekitar 1.8 VDC. Akibatnya, tegangan di camera sebenarnya hanya sekitar 10,2 volt saja. Inilah problematika yang mungkin pernah kita hadapi.

Pada bahasan selanjutnya, kami akan menjelaskan solusi alternatif dalam mengatasi masalah yang "klasik" ini. Salah satunya adalah dengan memakai rangkaian adjustable DC regulated power supply. Kendati belum dijelaskan secara detail, namun diagram di atas kiranya sudah memberikan gambaran yang gamblang mengenai apa yang dimaksud. Namun, jika belum jelas, nantikanlah posting kami selanjutnya seputar masalah ini, termasuk bagaimana cara praktis untuk mengetahui resistansi kabel yang dipasang.

Selengkapnya...

Tentang Ground Loop dan Ground Loop Isolator

GROUND LOOP
Katakanlah V1 adalah camera CCTV yang mengalirkan sinyal menuju Monitor (V2). Keduanya memakai jalur ground yang sama dalam satu kabel coaxial. Idealnya kabel penghantar ground tidak memiliki resistansi, jadi dalam hal ini RG = 0 ohm. Karena RG=0, maka tegangan ground VG akan 0 volt juga, sehingga rangkaian terhubung sempurna pada satu potensial ground yang sama. Dalam keadaan ini output Vout sama dengan Monitor (V2), jadi tidak ada masalah.
Akan tetapi pada instalasi kabel yang panjang, bisa saja terjadi penghantar ground coaxial memiliki resistansi yang tidak nol (katakanlah sebesar RG), misalnya akibat dari sambungan konektor yang tidak sempurna. Jika demikian, maka arus I1 yang mengalir dari output camera (V1) akan menghasilkan tegangan drop VG, yaitu sebesar I1 x RG. Akibat adanya resistansi RG, maka tegangan di output akan berkurang sebesar V2 - VG.
Dampaknya adalah output menjadi lemah dan rentan terhadap interferensi. Pada camera, gangguan ini bisa berupa bayangan atau noise pada gambar. Lebih jauh, karena potensial ground antara camera dan monitor tidak 0 (nol) secara sempurna, maka bahaya sengatan listrik dapat terjadi sekalipun monitor sudah dimatikan. Problem ini bisa dihilangkan dengan memasang ground loop isolator pada kabel coaxial.




GROUND LOOP ISOLATOR



Pernahkah anda mengalami masalah gambar bergaris tipis atau pudar? Sekalipun sudah menggunakan video ampifier, namun masalah ini tidak kunjung hilang? Boleh jadi anda mengalami masalah interferensi yang disebabkan oleh pengaruh ground loop. Ground loop adalah masalah klasik yang kerap menghantui pada instalasi kabel coaxial jarak jauh. Kurang sempurnanya sambungan kabel bisa menjadi penyebab utama masalah ini. Akibatnya sinyal video cenderung lemah dan mudah terganggu oleh interferensi. Memakai video amplifier bukan satu-satunya solusi "cerdas" dalam hal ini, karena perlu diketahui amplifier menguatkan sinyal dan noise sekaligus "tanpa pandang bulu". Artinya, jika sinyal video sudah "kotor" dari awalnya, maka hasil penguatannyapun akan "lebih kotor" lagi. Kotor yang kami maksud di sini adalah noise dan interferensi. Ya, ternyata video amplifier menguatkan noise juga!

Ketimbang melakukan "boost" terhadap sinyal yang sudah kotor, ada satu upaya yang tampaknya lebih cerdas, yaitu menghilangkan noise itu sendiri. Cobalah gunakan Ground Loop Isolator pada kabel coaxial. Untuk itu kita bisa melakukannya dalam tiga alternatif.

1. Cobalah pasang ground loop isolator pada input DVR atau monitor, karena ini adalah cara yang paling mudah. Lihatlah hasilnya, jika interferensi hilang, maka coba pula di channel-channel lainnya.

2. Jika dengan cara pertama interferensi belum hilang, cobalah pasang pada output camera. Ini adalah cara yang agak sulit, karena kita mesti naik lagi ke camera. Lihatlah hasilnya.

3. Jika cara keduapun belum berhasil, cobalah menggabungkan cara pertama dan cara kedua, yaitu memasangnya pada output camera dan input DVR sekaligus.


Selengkapnya...

CCTV (Closed-Circuit Television)



CCTV (Closed-Circuit Television) memiliki camera yang akan mentransmisikan image video ke tempat yang spesifik dan jumlah televisi yang terbatas. Perbedaannya dengan bentuk televisi CCTV tidak dapat menerima monitor lain, bahkan jika di area yang sama sekalipun, kecuali monitor tersebut telah masuk ke dalam area CCTV. System CCTV biasanya digunakan untuk alasan keamanan atau komersial ketika orang memerlukannya bila berada di lingkungan yang berbahaya.

CCTV pertama kali dibuat oleh Walter Brunch, dan diinstall di sebuah area peluncuran roket di Jerman. Oleh karena peluncuran tersebut dirasa berbahaya, dan banyak orang yang ingin menyaksikannya, maka dibuatlah CCTV sehingga dapat digambarkan secara detail mengenai peluncurannya. Teknologi CCTV masih digunakan untuk melihat peluncuran roket, namun meluas fungsinya ke keamanan bank, institusi militer dan tempat lain yang membutuhkan pengamanan yang tinggi. Di tahun 1990 dan 2000, camera CCTV muali dipakai di area public, seperti di sudut jalan di negara Inggris.

Teknologi CCTV telah membuat evolusi jalan keamanan di sector publik dan private. CCTV juga diperbolehkan oleh lingkungan hukum untuk menyelesaikan kriminalitas di area, dimana camera CCTV dipasang. Sekarang ini, camera CCTV mudah diidentifikasi oleh setiap orang. Banyak camera CCTV yang dipasang di langit-langit rumah, dinding atau atap bangunan. Camera CCTV memiliki lensa di bagian depan, dan untuk CCTV model baru berwarna hitam dan berbentuk kecil, juga dapat melakukan maneuver putaran 360 derajat.

Masa depan teknologi camera CCTV sepertinya akan semakin menarik, Dimulai dari computer yang mulai menggunakan camera CCTV control, yang akan mendeteksi pergerakan dan mengikuti siapa saja yang ada di depan computer. Kualitas gambar yang diambil camera CCTV berupa image crystal bening high-definition. CCTV untuk masa depan juga dapat digunakan untuk membaca signature dan implementasi pemandangan tengah malam (night-vision). Ketika CCTV mendeteksi adanya gerakan, maka email akan dapat dikirimkan ke alamat yang dituju, memperingatkan pemilik email akan keadaan bahaya.
Selengkapnya...